Ilmuwan Ungkap Misteri Otak Manusia Berusia 2.600 Tahun

otak-manusia-tertua
Ilustrasi arkeolog. (Shutterstock)

Ilmuwan Ungkap Misteri Otak Manusia Berusia 2.600 Tahun

JAMBISERU.COM – Para ilmuwan berhasil menemukan otak manusia berusia 2.600 tahun, di tempat penggalian di Inggris pada 2008 silam. Disebut Heslington Brain, itu adalah salah satu otak tertua yang terpelihara secara alami yang pernah ditemukan.

BACA JUGAJatuh di Catwalk, Bra Miss Belgia 2020 Lepas saat Siaran Langsung

Bacaan Lainnya

Namun, otak tersebut memiliki misteri dengan tanda tanya besar. Umumnya, otak manusia terdiri dari 80 persen air dan jaringan saraf biasanya akan terdegradasi dengan cepat setelah kematian. Tetapi hal itu berbeda dengan otak manusia dari Zaman Besi ini.

Otak ini ditemukan di dalam lubang yang berasal dari antara 482 dan 673 SM, kemungkinan milik seorang lelaki berusia tiga puluhan. Pemeriksaan sebelumnya menemukan, fraktur pada vertebra leher yang menunjukkan bahwa ia meninggal karena digantung. Tampaknya, kepalanya kemudian diiris dengan piau berbilah tipis hingga kehabisan darah.

“Pelestarian jaringan otak manusia ini tetap menjadi misteri, mengingat dekomposisi dan autolisis dimulai dalam beberapa menit setelah kematian. Meskipun dilakukan pengawetan seperti protein otak manusia pada suhu kamar, seharusnya tidak mungkin bertahan selama ribuan tahun di alam bebas,” tulis tim ilmuwan dalam Journal of the Royal Society Interface dilansir Suara.com–media partner Jambiseru.com.

Untuk mengungkap misteri tersebut, sebuah tim yang dipimpin oleh ahli saraf Dr Axel Petzold dari University College London membutuhkan waktu satu tahun untuk penelitian.

Tim membiarkan Heslington Brain dan otak manusia modern membusuk selama satu tahun penuh untuk melihat berapa lama protein berkembang.

Otak manusia modern larut, tetapi filamen menengah Heslington Brain tidak banyak terdegradasi dengan protease (enzim golongan hidrolase yang akan memecah protein menjadi molekul yang lebih sederhana). Sebaliknya, agregat protein membantu meningkatkan integritas struktural dan menjaga otak.

Hal itu kembali menjadi tanda tanya besar.

Para ilmuwan tidak mengetahui mengapa filamen bereaksi dengan cara yang tidak diketahui. Tim memprediksi senyawa alam mungkin membantu dalam proses ini.

“Data menunjukkan bahwa protease dari otak kuno mungkin dihambat oleh senyawa yang tidak diketahui dan telah menyebar dari luar otak ke struktur yang lebih dalam,” tulis tim dalam jurnal penelitian, seperti dikutip dari laman IFL Science.

BACA JUGATrump Retweet Foto Editan Politisi Demokrat Berhijab, Umat Muslim Geram

Saat ini, para ilmuwan memprediksi kemungkinan adanya penyakit neurodegeneratif, di mana agregat protein berada di bagian depan dan tengah, seperti penyakit Creutzfeldt-Jakob dan Alzheimer sehingga mampu memperpanjang masa “hidup” otak orang mati. (put)

Pos terkait